Hello!
Welcome to my simple triple blog, i`m Orin..thanks for visited my blog, nice to meet you, leave your footstep at my cbox, Do follow


Tagboard!


My Post

Thanks Bear

Template 100%: Atin Tory
Editor:Orinthia Lee
Help:
Dear You... and You
Kamis, 24 Juli 2014 | 22.32 | 0 comments

Hey... apa kabar?

Udah berapa lama sejak terakhir kali kita saling bertemu muka? Udah berapa tahun berlalu sejak terakhir kali kita bertukar cerita dan mengungkap rasa di telepon? Waktu itu aku masih mengenakan seragam putih abu-abu, dan kamu baru saja menjejakkan kaki ke perguruan tinggi. Kita masih sangat muda, ya kan? Sama sekali nggak terasa sekarang aku bahkan sudah lulus kuliah, sudah bekerja  dan seharusnya sudah dalam usia yang pantas mengurus anak dan suami.

Beberapa hari ini, aku teringat terus sama kamu. Ada suatu kejadian kecil yang membuat namamu terus terngiang-ngiang di kepalaku. Kamu tau? Kamu bikin aku kacau, kamu bikin aku merasa kosong dan nggak bisa ngapa-ngapain selain menjejakkan kembali kakiku pada kenangan kita dulu. Masa-masa ketika aku baru mengenal apa artinya jatuh cinta.

Hari itu, saat pertama kali kita bertatapan muka di tempat ret-ret... aku langsung merasakan desir hangat yang membuat jantungku berdebar-debar tak karuan. Kamu tau nggak... gara-gara itu, sisa hari ret-ret kuhabiskan hanya untuk memandangimu, menertawakan tingkah lucumu, mencuri-curi pandang dan berharap kamu melemparkan senyummu padaku. 

Aku jadi rajin pergi ke gereja gara-gara ada kamu di sana... hahaha... ini nggak bener, tapi begitulah kenyataannya dulu. Tiap kamu melambaikan tangan ke arahku, aku bahagia. Sebuah kebahagiaan yang didapat dari sebuah hal yang sangat sederhana. Setelah itu kita makin dekat. Tepatnya, aku yang terus-terusan berusaha mendekat. Iya, aku tau... aku jatuh cinta setengah mati sampai-sampai melakukan hal-hal yang sekarang bikin aku malu. Tapi aku sama sekali nggak menyesalinya. Karena mengenal kamu adalah salah satu hal yang paling berharga. Meski pada akhirnya... ketika kamu menyadari perasaanku dan membalasnya, kita malah dipisah paksa oleh keadaan.

Aku dengar kabar itu dari teman sekelasku. Kabar tentang kamu. Kabar yang sama sekali nggak ingin kudengar. Yang sama sekali nggak aku sangka bakal terjadi sama kamu. Aku merasa dikhianati waktu itu, aku sempat marah karena kamu melanggar janjimu untuk tidak kembali pada benda-benda terkutuk itu... tapi cinta membuatku nggak sanggup marah, cinta membuatku meneteskan air mata tanpa henti di bangkuku. Aku nggak bisa konsentrasi belajar. Aku terus bertanya... kenapa? Dan sampai sekarang aku nggak tahu jawabannya. Mungkin aku nggak akan pernah tahu....

Kenapa kamu kembali ke sana?



Sialnya, teringat sama kamu membuatku teringat pada kamu yang lain. Kamu yang sempat memberiku kebahagiaan yang nggak bisa diberikan oleh kamu. Kesedihan dan kesepian yang aku rasakan jadi tumpang tindih. Dan berusaha mati-matian untuk nggak mengasihani diri itu bukan sesuatu yang mudah....

Aku kangen kamu.

Begitu kangen hingga aku berharap kisah kita bisa serupa dengan cerita-cerita di televisi. Kamu ada di sini, bisa kulihat, bisa kuajak bicara, dan bisa kusentuh. Tapi bukan seperti itu seharusnya aku hidup, kan?

Sayangnya, aku nggak tahu bagaimana hidup ini harus dijalani tanpa kamu....

Do you mind to tell me?



---
A short random fiction


Older Post | Newer Post